Technorati Profile Add to Technorati Favorites

Saturday, February 9, 2008

Kertas Limbah


Kertas ini dibuat dari kertas-kertas yang sudah tidak terpakai ( limbah ). Sebenarnya limbah-limbah kertas tadi masih bisa diolah dan dikombinasikan dengan berabagai bahan, yaitu pada waktu proses pembuatan kertasnya. Tujuannya untuk menimbulkan efek yang berbeda dari kertas tadi. Sehingg hasil yang di dapat menjadi lebih indah dan menarik.

Labels:

Kertas dari Alang-alang















Ini salah satu contoh kertas daur ulang yang dibuat dari jenis rumput alang-alang. Ukuran kertas setara dengan ukuran kertas HVS jenis Folio atau A4.

Labels:

Kertas dari Rumput Gajah
















Ini salah satu contoh kertas hasil pengolahan dari jenis tanaman rumput gajah.

Labels:

Tuesday, February 5, 2008

Bahan Dasar Kertas Daur Ulang

Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif.
Ini merupakan salah satu contoh bahan dari limbah koran yang dapat di olah atau didaur ulang menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam proses pembuatan kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya, pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru kemudian setelah lunak kemudian di blender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah di cetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.

Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas.
Alang-alang merupakan jenis rumput-rumputan dan sebagai tanaman non produktif,sebagian orang tanaman ini di anggap salah satu tanaman pengganggu. Tapi bagi orang yang memiliki kreativitas tinggi alang-alang justru merupakan tanaman yang dapat mengasilkan pendapatan, yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas,tentu saja setelah mengalami proses lebih lanjut.

Labels:

Tuesday, January 29, 2008

Kotak Perhiasan


Kotak Perhiasan ini terbuat dari kertas daur ulang, dan limbah pertanian. Sejatinya produk ini saya buat dari tanaman hasil pertanian seperti misalnya dari batang pisang, dan rumput alang-alang yang telah saya proses menjadi kertas dan dikombinasi dengan kertas daur ulang.
Untuk hiasannya saya menggunakan bahan rempah-rempah seperti lada, ketumbar, cengkih dll, kenapa saya memilih bahan ini ? disamping mudah di dapat juga memiliki keunikan tersendiri apalagi setelah di tempel dan disusun pada kotak perhiasan ini, ternyata hasilnya tidak mengecewakan justru tampak indah, artistik yang tentu saja unik.

Labels:

Tempat Tissu


Limbah-limbah kertas maupun tanaman yang tidak produktif ternyata dapat kita manfaatkan atau kita olah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis seperti contoh Tempat Tissu. Tempat Tissu ini terbuat dari kertas limbah / daur ulang,juga dari tanaman alang-alang yang telah diproses menjadi kertas,untuk memperindah tampilan dari tempat tissu ini saya kombinasikan dengan bahan rempah-rempah seperti kayu manis, lada, ketumbar dll, semua bahan yang di gunakan dalam pembuatan tempat tissu ini adalah murni dari bahan alam, kecuali lem sebagai alat perekatnya. Rempah-rempah tadi saya susun sedenikian rupa sehingga terbentuk sebuah hiasan yang menarik dan unik, dan terbentuk satu kesatuan yang artistik.

Labels:

Monday, January 28, 2008

Sejarah Kertas

Keberadaan kertas dalam kehidupan manusia cukup penting, karena kertas berfungsi sebagai pencatat ilmu pengetahuan, media untuk promosi perdagangan, sarana untuk menyampaikan pikiran serta gagasan, dan lain-lain. Di atas permukaannyalah terletak berbagai informasi yang ingin disampaikan, misalnya tulisan atau gambar.
Masalah utama yang dihadapi para pembuat kertas produksi massal saat ini yang dikerjakan dengan menggunakan mesin yang serba otomatis, serupa dengan masalah pembuat kertas di China pada zaman dahulu, yaitu masalah untuk mendapatkan dan menggunakan bahan-bahan yang cocok untuk pembuatan kertas, masalah bagaimana membuat bubur kertas dan membentuk kertas agar awet dan wujudnya menarik atau bagus, dan masalah bagaimana membuat kertas yang halus atau enak untuk disentuh dan menarik untuk dilihat.
Sebelum kertas diketemukan, manusia telah mengetahui bagaimana mengungkapkan perasaan dirinya melalui bahasa gambar dan bahasa tulisan , sehingga mereka berusaha mencari permukaan-permukaan benda yang sekiranya cocok untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Pada awalnya cara mereka mengungkapkan perasaan melalui suatu kegiatan menggambar, seperti menggurat, mengukir, mentakik atau menoreh di atas permukaan batu, tulang belulang, dan sebagainya.
Tanda-tanda yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, dapat dibagi menjadi dua grup:
1) Piktografi atau tulisan berupa gambar (picture writting) hanya obyek-obyek tertentu yang digambarkan.
2) Ideografi atau tulisan yang mengungkapkan gagasan (ideawriting), memperlihatkan lebih dari satu gambar dan semuanya mempunyai nilai simbolik.
Batu sebagai sarana untuk berkomunikasi lewat tulisan, hampir sama sebagaimana bahan tersebut digunakan sebagai patung. Melalui medium ekspresi ini, maka suatu angka yang tidak berurutan dari catatan sejarah telah dibuat dan berlaku untuk masa dunia moderen saat ini. Orang Mesir telah memahat hieroglyphs dalam monumen batu yang disebut obelisks. Salah satu obelisks kuno itu, sekarang ini berdiri tegak di Central Park, New York.
Bangsa Sumeria di daerah sungai Efrat dan Tigris (Irak sekarang), sejarahnya diperkirakan dimulai sejak 3000 tahun yang lalu. Orang-orang Sumeria menciptakan dan menggunakan huruf-huruf paku (cuneiform), yang merupakan tulisan pertama yang dikembangkan di dunia. Ketika Sumeria ditaklukan, si pemenang berbaur dengan orang-orang Sumeria dan mengambil alih tulisannya. Pada waktu itu tulisan paku masih di atas batu.
Orang-orang Chaldea dari Babylonia Kuno, telah mencap tanda-tanda dengan alat ukur tulang ke dalam tanah liat dalam berbagai ukuran dengan huruf-huruf paku. Tanah liat tersebut kemudian dibakar sehingga menjadi keras. Hasil dari kegiatan tresebut dikirimkan dari satu orang ke orang lain, seperti halnya tulisan kertas berharga dan surat-surat yang dipertukarkan saat ini. Ashurbanipal, penguasa Assyria, telah membentuk perpustakaan yang berisi tulisan di atas tanah liat ini.
Penggunaan beberapa logam seperti kuningan, tembaga, perunggu dan timah, tidaklah diketahui pada awal peradaban. Dalam Bibel, referensi dibuat terhadap pemakaian timah untuk tulisan-tulisan permanen. Logam-logam yang lain digunakan dalam pemeliharaan atau pengawetan perjanjian-perjanjian, hukum-hukum dan persekutuan-persekutuan. Orang-orang Rowawi menggunakan perunggu dalam mencatat peringatan-peringatan mereka dan dalam medan pertempuran para serdadu Romawi memahat keinginan-keinginan mereka pada gesper logam atau pada sarung pedang mereka. Sebagai benda kesayangan, maka barang-barang perunggu tersebut dipahat dan diukir dengan nama-nama atau simbol mereka pada awalnya, kemudian ditulisi untuk memperingati suatu peristiwa atau menerangkan alasan bagi pembuatan benda-benda perunggu tersebut, atau untuk menerangkan cara menggunakannya, atau untuk mencatat nama-nama dari para pembuatnya.
Buku-buku besar tersusun dari lembaran-lembaran kayu telah dipakai sebelum masa Homer (abad ke 9 SM). Bahan utama berasal dari kotak kayu dan pohon-pohon citron. Setiap bagian kayu biasanya ditutup dengan suatu lapisan kayu halus tipis dari lilin, kapur atau plester dan tanda- tanda atau tulisan ditorehkan pada lapisan itu dengan menggunakan sebuah logam atau tulang yang berbentuk lancip. Teknik ini memungkinkan untuk menghapuskan tulisan dengan cara pelapisan kembali lembaran-lembaran kayu tersebut. Papan-papan atau lembaran kayu itu kemudian diikat bersama-sama dengan sabuk kulit, sehingga menjadi susunan buku yang disebut codex. Buku meja tetap dipakai hingga abad ke 14. Di negeri timur tanda-tanda itu ditulis dalam bilah-bilah bambu kering yang diikat bersama-sama sehingga membentuk bundelan atau ikatan. Barang tersebut tanggung dan sukar untuk menyimpannya. Setiap kali buku dipergunakan, maka tali itu harus diikatkan kembali. Orang-orang China dahulu kala, tidak memberi nomor pada bilah-bilah bambu tersebut, sehingga akan membingungkan urutannya jika tali-tali yang mengikat putus atau bilah-bilah tersebut dibongkar. Menempatkan kembali pada urutan semula dari bilah-bilah tersebut, seringkali tidak bisa dilakukan.
Menulis pada daun-daun palem dan jenis tumbuh-tumbuhan lain telah dipraktekkan sejak jaman dahulu kala di Romawi dan negara-negara Timur dekat. Daun-daun palem yang lebar dan berstrip-strip dari berbagai ukuran panjang dan lebar, kira-kira 2 inchi dipotong. Sebuah alat dari logam yang berbentuk lancip digunakan untuk menoreh daun tersebut. Hasil torehan kemudian diisi dengan semacam cat yang dibuat dari arang sehingga tulisan-tulisan tersebut menjadi jelas dan menonjol. Setiap lembar daun ditusuki untuk membuat 2 buah lubang dan daun-daun tersebut diikat bersama dengan tali untuk menjadi sebuah buku. Pemakaian daun-daun dari berbagai pohon tersebut menghadirkan istilah kata "leaf" yang saat ini mempunyai arti bagian dari sebuah buku.
Kulit dari berbagai macam pohon telah digunakan sebagai bahan tulisan, hampir pada setiap periode dan daerah. Di jaman latin telah digunakan kulit pohon bagian dalam, dikenal dengan nama liber. Pada waktu itu, pengertian liber adalah istilah untuk buku itu sendiri dan kata "library" berasal dari istilah liber tersebut.
Orang-orang Indian Amerika telah menulis bahasa simbol mereka dengan tongkat-tongkat kayu dan cat cair pada kulit pohon birch putih dari Amerika Utara. Penduduk asli Central dan Amerika Selatan, termasuk Mexico telah banyak mempunyai kesempatan membuat semacam kertas dengan cara memukul kulit bagian dalam pohon-pohon moraceous. Sejarah tidak memperlihatkan bahwa penduduk asli apa yang sekarang disebut Amerika Serikat pernah membuat kertas dari suatu bentuk atau jenis. Parchment adalah suatu bahan berupa lembaran yang terbuat dari kulit binatang, telah menduduki tempat yang sangat unik dan hebat dalam sejarah evolusi kertas. Ia membangkitkan suatu perasaan antik dan dihubungkan dengan kualitas yang secara praktis tiada tara bandingannya. Parchment mempunyai daya tahan lama dan bisa bertahan sampai ratusan tahun. Parchment telah menjadi pembawa nilai yang sangat berarti bagi catatan-catatan dan cerita-cerita dari jaman klasik Yunani hingga abad pertengahan, dan banyak parchment kuno yang tetap ada hingga sekarang sebagai saksi terhadap bahan yang sangat bermanfaat ini. Kata " parchment" diambil dari Pergamum, sebuah kota kuno Mysia di Asia Kecil. Para sarjana berpendapat bahwa parchment atau kertas dari kulit mungkin sudah digunakan sejak 1500 SM, akan tetapi parchment tersebut tidak digunakan menjadi permukaan untuk menulis sampai sekitar 200 SM kemudian.
Kulit binatang telah terbukti menjadi yang paling sulit untuk penyediaannya, dan selalu menjadi masalah; yang lunak kontra yang keras, berlubang-lubang serta daya penerimaan permukaan terhadap berbagai macam media. Kulit binatang juga kenyal serta kuat dari banyak manipulasi dan perlakuan tangan penyamak. Ia bisa diberi warna, disemir. dibengkokkan dan diberi perhiasan dengan cara ditatah, diukir, dilubangi dan dijahit. Daya tahan pemakaiannya kuat atau tahan lama dan jika digoresi, diukir, atau disimpan karena tidak terpakai, wujudnya tetap bagus. Parchment yang sebenarnya tidak seperti halnya kulit, terbuat dari belahan kulit domba. Bagian terkecil dan sisi bulu-bulu domba dari kulitnya dibuat menjadi skiver, yaitu bahan yang cocok untuk dipakai dalam penjilidan buku. Daging dan sisi-sisi dari kulit diubah menjadi parchment atau kertas kulit dan akan menjadi kualitas yang paling bagus.
Vellum terbuat dari kulit anak sapi atau kulit anak domba dan biasanya terbuat dari seluruh kulit itu. Perbedaan antara Vellum dan parchment terlihat pada butir-butir dan tanda-tanda rambut yang biasanya menghasilkan permukaan yang tidak teratur. Parchment biasanya lebih konsisten dalam penampilan dan tidak memiliki sifat-sifat elusive ini. Parchment dan vellum harus digores, digosok dengan kapur dan direntangkan sehingga kulit mempunyai bentuk penampilan yang rata. Setelah itu ditaburi dengan pasir dari batu apung yang halus agar permukaannya menjadi bagus untuk menulis dan kaligrafi. Penulisan selama berabad-abad telah dilakukan dengaan sangat selektif dengan kulit untuk menjamin kesamaan warna dan kualitas permukaan dalam penjilidan yang memerlukan banyak halaman. Parchment tetap terus dipakai sepanjang masa Renaissance dan disebutkan bahwa untuk menghasilkan sebuah duplikat tunggal dari Bibel Gutenberg, diperlukan kulit domba sebanyak 300 ekor. Parchment dan vellum masih selalu dibutuhkan sampai saat ini untuk mendapatkan diploma, sertifikat, hak-hak patent dan sebagainya dalam keadaan yang bagus dan alamiah. Para penulis kaligrafi mendapatkan bahan-bahan ini agar sesuai dan ideal dalam membuat karya.
Percobaan pertama yang telah sangat berhasil dengan gemilang untuk pembuatan sebuah barang yang menyerupai kertas moderen seperti yang telah banyak dikenal selama ini, telah dibuat di Mesir pada jaman dahulu. Suatu tanaman air yang dikenal dengan nama papyrus telah menghasilkan bahan tersebut. Papyrus merupakan suatu tanaman yang sangat menarik perhatian, tangkainya tumbuh dari 10 hingga 15 kaki tingginya. Tangkainya berbentuk segi tiga secara bersilangan dan disekeliling dasarnya tumbuh beberapa daun yang berserabut pendek. Papyrus sangat halus atau rata, tanpa bonggol-bonggol dan duri-duri yang menuju pada kelompok bunga besar, nyaman dan berbentuk rumbai. Tanaman tersebut tumbuh dengan indah ditepian danau yang kecil dan sungai-sungai di bagiaan Afrika. Berasal dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus, kertas papyrus dibuat. Bagian-bagian ini dipisahkan dengan alat yang tajam, jarum panjang, atau kepah rumah siput yang lancip dan kemudian ditaburkan di atas sebuah meja dengan suatu lapisan tipis dari air dalam bentuk dan ukuran yang diperlukan untuk lembaran-lembaran itu. Pada lapisan pertama dibuat dari tuangan ini, yang kedua ditempatkan secara melintang untuk membentuk suatu lembaran dari ketebalan yang dikehendaki, kemudian di-press dan dikeringkan di panas matahari, kemudian digosok benda-benda yang halus tapi keras. Paling banyak adalah 22 lembar yang bisa dipisahkan dari satu tangkai dan yang paling dekat isi batang kayu atau pusat, yang paling baik dijadikan kertas. Perdagangan kertas orang Mesir telah berkembang dengan pesat pada abad ke 3 dan berlanjut hingga abad ke 5 SM.
Tumbuhnya pemakaian kulit binatang serta perubahan-perubahan geografis daerah sungai Nil, telah mendorong terhadap matinya papyrus. Penanaman menjadi sukar dan papyrus menurun dengan drastis. Kata "paper", "papier" dan "papel" diambil dari kata latin papyrus. Biblios merupakan terminologi latin yang digunakan untuk arti bagian dalam serabut (fiber) dari tanaman papyrus dan tulisan pada lembaran-lembaran papyrus dikenal dengan sebutan biblia.(sumer. Nooryan Bahari)

Labels: